TOP NEWS

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas mattis nisi felis, vel ullamcorper dolor. Integer iaculis nisi id nisl porta vestibulum.

Senin, 26 September 2011

Kolaborasi Virtual Server dengan NAS (Network Attached Storage)


Menjalankan banyak virtual server (guest) dalam suatu server induk (host) tentu akan menggunakan banyak resources (CPU usage, Memory Usage, Storage space, network interface, power consumtion) milik server induk tersebut karena penggunaan resources harus berbagi dengan semua virtual server yang ada dalam server induk.

Diantara resources yang dibagi oleh server induk kepada virtual server adalah penggunaan storage space (ruang media penyimpanan data).
Jika virtual server hanya menjalankan aplikasi tertentu maka tidak terlalu banyak membutuhkan storage space dari server induk (host). Tapi jika aplikasi yang dijalankan itu melakukan penyimpanan data kedalam virtual server itu sendiri dengan jumlah data yang cukup banyak, maka tentu akan membutuhkan storage space yang besar dari server induk, dengan demikian berarti storage space yang dibutuhkan oleh server induk pun harus yang sangat besar sesuai akumulasi dari kebutuhan semua virtual server yang ada didalamnya. Jika jatah yang di alokasikan untuk virtual server makin penuh berarti butuh alokasi tambahan untuk ruang penyimpanan data bagi virtual server yang bersangkutan, hal ini akan cukup merepotkan.
Alternatifnya adalah di buat skenerario sebagai berikut; virtual server hanya melakukan proses transaksi dari program aplikasi, sedangkan lokasi penyimpanan datanya disimpan ditempat yang terpisah secara fisik (bukan di server induk yang sama) yaitu di server yang khusus difungsikan sebagai data-storage server. Untuk menerapkan hal itu, ada beberapa cara, yang akan dipilih dan dibahas pada artikel ini  adalah menggunakan NAS (Network Attached Storage) server.
Jadi, media penyimpanan data yang ada di NAS server di alokasikan untuk tempat penyimpanan data dari masing-masing virtual server yang ada dalam jaringan tersebut. Alokasi penyimpanan data itu kemudian mapping sebagai logical diskdrive di setiap virtual server sehingga seolah-olah sebagai local diskdrive pada virtual server padahal kenyataannya secara fisik drive tersebut adalah media penyimpanan yang ada di NAS server yang telah dialokasikan untuk virtual server.
7 Virtual Server dalam suatu HOST melakukan penyimpanan data ke satu NAS server
Virtual Server menggunakan Logical Drive sebagai media penyimpanan datanya, fisik Logical Drive ada di NAS server
Dengan begitu, maka pengelolaan dan perawatan hardware dapat dilakukan terpisah antara hardware host server yang didalamnya terdapat virtual server yang bertugas melayani transaksi aplikasi dengan NAS server yang bertugas khusus sebagai gudang penyimpanan data.
Hal ini memberikan kemudahan dari sisi perawatan maupun penambahan kapasitas media penyimpanan data.
Kekurangannya adalah konsep seperti ini tentu akan membebani lalu lintas data dalam LAN, karena setiap kali virtual server melakukan proses peyimpanan data ataupun pengambilan data maka kenyataannya adalah mengirimkan atau mengambil data yang ada di NAS server, oleh karena itu perlu diperhatikan optimalisasi pada sisi jaringannya.
Sebenarnya ada alternatif lain selain penggunaan NAS (Network Attached Storage), misalnya menggunakan konsep SAN (Storage Area Network). Bagi yang belum paham perbedaan antara NAS dengan SAN mungkin agak membingungkan tentang definisi kedua istilah tersebut. Keduanya memiliki konsep yang hampir sama yaitu sama-sama sebagai penyimpanan data terpusat (centralized data storage) yang terpisah secara fisik dari server yang menjalankan aplikasi. Jika dibandingkan dari sisi performance kecepatan transfer data, SAN lebih unggul daripada NAS, tapi jika dibandingkan dari sisi biaya dukungan hardwarenya, NAS lebih rendah biaya investasinya daripada SAN.
Pada artikel berikutnya insyaAllah akan dibahas tentang optimalisasi penggunaan NAS agar tidak terlalu membebani lalulintas data dalam jaringan lokal.

0 komentar: